Laporan
Hasil Tanaman Cabe
Di susun Oleh : Kelompok 3
1. Aris
Setiawan
2. Desi
Ratnasari
3. Noni Marlina
4. Syarifah
Rinda Lestari
I. ALAT DAN
BAHAN
1.1 Alat
1. Pot tanaman
2. Penggaris
3. Kamera
4. Alat tulis
1.2 Bahan
1. Bibit cabe rawit (Capsicum frustescens )
2. Tanah pupuk
3.Air
II. CARA KERJA
1.
Menyiapkan tanah pupuk jadi kemudian membuatnya ke
dalam pot.
2.
Mengambil beberapa bibit tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens)
yang bagus dan meletakkannya ke dalam pot yang sudah berisi tanah tadi.
3.
Menyiram
tanaman tersebut setiap 2 kali/hari yaitu pagi sebelum jam 07.00 Wib dan sore
sebelum jam 19.00 Wib
4.
Melakukan pengamatan terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabe rawit tersebut
selama ± 2 bulan.
5.
Menganalisa
hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan laporan
hasil pengamatan.
III. TEORI
DASAR
Fisiologi tumbuhan adalah suatu
bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan. Dalam
kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan
terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya
sebagai hasil dari respon tersebut. Proses berarti suatu kejadian di alam yang
terjadi secara berkesinambungan. Contoh proses yang terjadi di dalam tubuh
tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion, angkutan, membuka
dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan pembentukan
biji. Fungsi menunjukkan aktivitas benda-benda di alam, apakah itu sel,
jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau apa saja. Tugas kedua fisiologi
tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan fungsi setiap jenis organ,
jaringan, sel dan organ seluler dalam tumbuhan dan juga fungsi setiap komponen
kimia, apakah itu ion, molekul atau makromolekul. Tetapi oleh karena itu
proses-proses dan fungsi-fungsi tersebut sangat tergantung dan termodifikasi
oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu, maka tugas ketiga
fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan bagaimana proses-proses
dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan
Inti sari dari semua sasaran
fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun secara detil dan luas (comprehensive)
semua kejadian alam yang terjadi dalam tumbuhan sehingga kita mengerti
pertumbuhan, perkembangan dan gerak yang terjadin pada tumbuhan.
Cabe merupakan tanaman perdu dari
famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.
Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman
cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20
spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya
hanya mengenal beberapa jenis saja,
yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak,
Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan
untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan
dan industri obat-obatan atau jamu.
A. SYARAT TUMBUH TANAMAN CABE
- Di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl.
- Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
- Dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.
- pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
- pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
B. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE
Tahap awal budidaya cabe Yaitu :
- membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan.
- media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang lemah, tidak menahan air dan cukup nutrisi.
- bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.
- setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.
- mengatur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.
- Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.
- Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahulu
- Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.
- Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.
- syarat pupuk kandang yang baik
adalah
§ tidak berbau
§ tidak panas
§ berwarna
kehitam hitaman , dan benar – benar sudah matang
III. HASIL
PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
A. Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
|
Hari/Tanggal
|
Perlakuan dan perubahan yang
terjadi
|
1
|
Senin, 16 September 2013
|
Menyemai bibit ke tanah pupuk yang sudah jadi.
|
2
|
Selasa, 17
September 2013
|
Tidak ada perubahan
|
3
|
Rabu, 18
September 2013
|
Tidak ada perubahan
|
4
|
Kamis, 19
September 2013
|
Biji nampak mulai memecah dengan diawali tumbuhnya
bintil akar.
|
5
|
Jumat, 20 September
2013
|
Biji tetap dalam keadaan sama
namun ada biji lain yang mulai berjamur.
|
6
|
Sabtu, 21
September 2013
|
Ujung permukaan kulit biji terlihat berwarna putih.
|
7
|
Minggu, 22
September 2013
|
Mulai muncul kecambah, dan bakal batang berwarna
putih kehijauan.
|
8
|
Senin, 23
September 2013
|
Bakal batang dan bakal daun
mulai nampak lebih jelas.
|
9
|
Selasa, 24
September 2013
|
Bakal batang dan bakal daun
mulai bertambah lebih jelas dari hari sebelumnya.
|
10
|
Rabu, 25
September 2013
|
Bakal batang pada biji mulai memanjang dengan
panjang 0,4 cm.
|
11
|
Kamis, 26
September 2013
|
Tidak ada perubahan
|
12
|
Jumat, 27
September 2013
|
Daunnya mulai membuka, dan bakal batang mulai
terlihat lebih jelas lagi.
|
13
|
Sabtu, 28
September 2013
|
Panjang batangnya 1,2 cm
|
14
|
Minggu, 29
September 2013
|
Panjang batangnya 1,2 cm, daun membuka lebar
|
15
|
Senin, 30
September 2013
|
Panjang batang tidak ada perubahan..
|
16
|
Senin, 01
Oktober 2013
|
Daunnya mulai terlihat jelas
|
17
|
Selasa, 02
Oktober 2013
|
Jumlah daun ada 2 helai
|
18
|
Rabu, 03
Oktober 2013
|
Panjang batangnya bertambah
menjadi 2,2 cm.
|
19
|
Kamis, 04
Oktober 2013
|
Tinggi batang 3 cm dan warna daun hijau
|
20
|
Jumat, 05
Oktober 2013
|
Tinggi batang bertambah menjadi
3,1. untuk daunnya tidak ada perubahan
|
21
|
Sabtu, 06
Oktober 2013
|
Tidak ada perubahan baik pada batang maupun pada
daunnya
|
22
|
Minggu, 07
Oktober 2013
|
Jumlah daun ada 4 dan terlihat ada daun muda yang
akan menjadi daun
|
23
|
Senin, 08
Oktober 2013
|
Tinggi batang bertambah menjadi 3,2. untuk daunnya
terlihat daun muda berjumlah 2
|
24
|
Selasa, 09
Oktober 2013
|
Daun muda terlihat agak lebih jelas
|
25
|
Rabu, 10
Oktober 2013
|
Panjang batangnya 3,3 cm
|
26
|
Kamis, 11
Oktober 2013
|
Daunnya berjumlah 4 helai, 2 agak besar dan 2 kecil.
|
27
|
Jumat, 12
Oktober 2013
|
Bakal daun pada pucuk menjadi mulai membesar, jumlah
daun 4 helai dan panjang batangnya 3,3 cm.
|
28
|
Sabtu, 13
Oktober 2013
|
Panjang batangnya 3,5 namun pada daunnya tidak ada
perubahan.
|
29
|
Minggu, 14
Oktober 2013
|
Tidak ada perubahan
|
IV. ANALISIS DATA
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat jelas bahwa tanaman cabe rawit (Capsicum
frustescens)
yang di tanam kurang subur dikarenakan pada percobaan ini tanaman cabe di tanam
di dalam pot. Sudah terlihat jelas pada tabel diatas bahwa pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman cabe rawit kurang subur. Mungkin dikarenakan kurang
perwatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe ditanam pada tanah sawah maupun
tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah
yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10
derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah
yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabe rawit merupakan tanaman
perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.
Perdu
setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau
bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun
bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan
menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari
ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya
berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah
buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok,
ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan
rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah
yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter
2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu
cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada
tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek
leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang
buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah.
Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan..Cabal rawit
dapat diperbanyak dengan biji.
Buahnya
mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap,
vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk
melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine,
dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas.
Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah,
antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu
makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan
rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut
(karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing
(diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan
Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20
mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Auksin merupakan senyawa asam asetat
dengan gugusan indol beserta derivatnya. Zat ini merupakan hormon pertumbuhan
yang memacu perpanjangan sel, dan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan. Pengaruh yang akan ditimbulkan hormon akusin adalah :
1. Meningkatkan
penyerapan air dan mineral, karena merangsang perkembangan akar lateral dan
serabut.
2. Menyebabkan
pertumbuhan pada vaskuler sekunder, karena merangsang pembelahan sel kambium
vaskuler.
3.
Dapat
meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4. Menyebabkan
deferensiasi sel menjadi xilem (hingga dapat meningkatkan transportasi air dan
mineral).
5.
Dapat
mempengaruhi pembengkokan batang.
Giberelin merupakan hormon tumbuhan
yang sangat berpengaruh terhadap pemanjangan dan pembelahan sel. Disamping itu
berpengaruh pula terhadap perkembangan embrio dan kecambah. Fungsi giberalin
antara lain :
1. Merangsang
aktivitas kambium.
2. Menyebabkan
tanaman berbunga sebelum waktunya
3. Menyebabkan
tanaman tumbuh raksasa.
4. Menyebabkan
terbentuknya buah yang besar dan tidak berbiji.
Hormon sitokinin pada tumbuhan
berfungsi untuk menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas dan
mempengaruhi pertumbuhan akar.
Sedangkan dilihat dari faktor
lingkungan (luar), hal ini mungkin dipengaruhi oleh :
a. Suhu
b. Cahaya.
c. Kelembaban
e. Hama
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassi :
Asteriidae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frustescens
V. KESIMPULAN
- Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) yaitu di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi, ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7, pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
- Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu syarat pupuk kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm, dan cara pembuatan jarak tanaman
- Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) ini sama halnya seperti proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi biji, kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman, perkembangan generatif tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya pada proses kematian.
- Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.
- Daun akan mengalami tahap-tahap perubahan warna dari hijau muda, hijau, hijau tua, hijau kekuning-kuningan, kuning, kuning kecoklatan, coklat tua dan akhirnya layu dan gugur atau memasuki proses penuaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar